Industri Sawit Sarawak Hadapi Tantangan

Perkebunan sawit Sarawak di seberang highway Pan Borneo, Kuching - Saratok. Dok, penulis.

Minyak kelapa sawit dikenal sebagai minyak nabati paling serbaguna di dunia. Selain sering digunakan untuk memasak, minyak ini juga terkandung dalam berbagai produk sehari-hari, dari sabun dan pasta gigi hingga cokelat dan mi instan. 

Diekstraksi dari daging dan inti buah kelapa sawit, minyak sawit menawarkan berbagai manfaat. Termasuk kemampuan untuk mempertahankan warna, tetap padat pada suhu kamar, serta kemampuan dalam membersihkan minyak dan kotoran. 


Minyak kelapa sawit juga dikenal karena sifatnya yang melembabkan rambut dan kulit, serta kemampuannya dalam membuat sabun dan deterjen berbusa.


Industri kelapa sawit Sarawak menghadapi tantangan

Kelebihan utama dari kelapa sawit adalah hasil produksinya yang sangat tinggi. Tanaman ini memerlukan lahan jauh lebih sedikit dibandingkan tanaman minyak nabati lainnya untuk menghasilkan jumlah minyak yang sama. Karena efisiensinya, kelapa sawit menjadi pilihan utama bagi produsen dan konsumen di seluruh dunia.


Namun, minyak kelapa sawit menghadapi tantangan signifikan. Produksi yang tidak berkelanjutan dapat berdampak negatif terhadap lingkungan, satwa liar, dan hak asasi manusia. 


Di beberapa wilayah, pembukaan hutan untuk perkebunan kelapa sawit telah merusak habitat satwa liar dan mempengaruhi masyarakat lokal. Selain itu, kondisi kerja dan upah pekerja serta petani di beberapa tempat sering kali tidak memenuhi standar.


Seruan untuk memboikot minyak kelapa sawit kerap muncul sebagai respons terhadap dampak negatif ini. Namun, beralih ke minyak nabati alternatif seperti bunga matahari, rapeseed, atau kedelai sebenarnya tidak mengurangi dampak lingkungan secara signifikan.

 

Tanaman-tanaman ini membutuhkan lahan yang jauh lebih luas untuk menghasilkan jumlah minyak yang setara dengan kelapa sawit. 


Jutaan petani dan keluarga mereka bergantung pada perkebunan kelapa sawit untuk pendapatan yang mendukung kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, air bersih, dan perumahan, serta pendidikan anak-anak mereka.


Dalam konteks ini, Sarawak di Malaysia telah menunjukkan langkah signifikan dengan meningkatkan komitmennya terhadap praktik berkelanjutan dalam budidaya kelapa sawit, mengikuti standar internasional dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). 


Sertifikasi RSPO, yang dimulai pada tahun 2008, menunjukkan pencapaian penting dengan produksi Minyak Sawit Berkelanjutan Bersertifikat (CSPO) mencapai 11% dari total minyak sawit mentah dunia dalam waktu hanya tiga tahun. 


Malaysia memimpin sebagai produsen utama CSPO, menyumbang 48% dari produksi global, melampaui negara-negara penghasil lainnya seperti Indonesia, Papua Nugini, Amerika Selatan, dan Afrika Barat.


Malaysia terus mempertahankan prestasinya dengan lebih dari 40% perusahaan penanam bersertifikat dan lebih dari setengah pabrik minyak sawit bersertifikat di seluruh dunia. Selain itu, perusahaan-perusahaan Malaysia merupakan anggota terbesar kedua di RSPO, yang anggotanya mendekati 700 dari lebih 50 negara di seluruh dunia.


Darrel Webber, Sekretaris Jenderal RSPO, mengungkapkan, “Kami sangat menghargai upaya dan pencapaian perusahaan-perusahaan Malaysia di bawah standar RSPO. Tekad dan dedikasi mereka telah membawa negara ini ke posisi yang patut dicontoh. 


Perkebunan Keresa sebagai perusahaan pertama

Sarawak, dengan ekonominya yang beragam, memiliki banyak sumber daya alam dan ekosistem yang kaya, termasuk hutan hujan tropis dan lahan luas. Ini memberikan potensi besar untuk terus memperkuat komitmen Malaysia dalam produksi CSPO.”


Perkebunan Keresa, yang menjadi perusahaan pertama di Sarawak dengan sertifikasi RSPO pada November 2010, menunjukkan contoh konkret dari pencapaian ini. 


YBhg. Tan Sri Datuk Amar Leonard Linggi Jugah, Ketua Perkebunan Keresa, menyatakan, “Sejak memulai proses sertifikasi pada tahun 2008, Keresa telah mengalami perkembangan pesat. Sertifikasi RSPO telah memberi kami keunggulan kompetitif dan membuka akses ke pasar baru.”


Graeme Iain Brown, Direktur Utama Keresa Plantations dan Keresa Mill, menambahkan, “Sertifikasi ini telah memberikan manfaat yang signifikan. Kami semakin memperkuat hubungan dengan karyawan dan petani kecil kami. 


Dengan bersertifikasi RSPO, kami dapat menunjukkan kepada konsumen bahwa kami memproduksi minyak sawit yang ramah lingkungan dan berkeadilan sosial. Kami berkomitmen untuk terus berusaha dan meningkatkan standar kami ke tingkat yang lebih tinggi.”


Riset/gambar oleh: Masri Sareb Putra, M.A.
sumber: https://rspo.org/id/sarawak-membuat-langkah-signifikan-menuju-minyak-sawit-berkelanjutan/

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post